watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cerita sexs
diana yg malang

Diana pulang kerja jalan kaki, jalanan cukup sepi,
sementara suara guruh sesekali terdengar. Awan
terlihat mendung dilangit malam itu.
Cewek yang tingginya sekitar 170 cm, langsing,
kakinya juga jenjang banget (Diana waktu itu pake
rok yg rada mini) mempercepat jalannya.
Pukul 20:00 jalanan diluar rumah Diana, sepi jarang
ada mobil yang lewat. Penduduk kota sudah tahu
akan ada badai besar malam itu. Kelima berandal
yang bertubuh kekar itu mengendap-endap
memasuki pekarangan rumah. Mereka mau
membalas cewek bertampang melankolis itu yang
memergoki mereka mencuri minuman keras
tadi,dengan melaporkan satpam. Mereka berencana
berpesta memperkosa cewek itu habis-habisan
sebagai balasannya.
“Sssstttt…..hati-hati jangan berisik…..ayo sini….” Bisik
Emilo sambil memberi aba-aba untuk segera maju
bersembunyi dikebun rumah Diana yang penuh
semak-semak.
Sementara itu Diana tidak mengetahui kalau dirinya
diikuti oleh para berandal sejak sepulang kerja tidak
menaruh curiga. Cewek itu menyalakan kran air
mandi, lalu menuju kekamarnya. Diana menyalakan
lagu disco, sambil melepaskan baju kerjanya.
Di kebun para berandal sudah mulai mengendap-
endap sambil menyusun rencana untuk masuk ke
dalam rumah. Edi dan Jack mendapat tugas
mengawasi jalanan, sedangkan Emilo membuka
pintu depan, Joe dan Billie mencari jalan masuk
lewat belakang. Pada saat itu secara tidak sengaja
Joe melewati jendela kamar Diana yang lagi
membuka baju kerjanya. Roknya berada diatas
ranjang, sementara Diana yang tubuhnya cuma
terbungkus kemeja kerja dan celana dalam sambil
berdisco membuka kancing kemejanya. Joe segera
memanggil Billie untuk melihat pemandangan itu.
Mereka menelan ludah melihat Diana yang meliuk-
liuk merangsang menari disco. Ukuran dadanya
yang sekitar 36B keliatan jelas banget belahannya
ketika cewek itu sudah melepas kemejanya.
“Wow, Joe…LOOK AT HER TITS….aku ingin segera
mencicipi tubuhnya….” Bisik Billie tanpa melepaskan
padangan matanya menatap tubuh Diana yang
hanya mengenakan baju dalam.
“He…he….he…sabar, Bill…nanti kita cicipi sama-
sama, sampai pagi!” sahut Joe yang makin bernapsu
melihat hal itu.
Beberapa saat kemudian Diana beranjak menuju
kekamar mandi. Sementara itu Emilo yang berhasil
membuka pintu depan segera memberi aba-aba
pada teman-temannya untuk masuk. Para berandal
itu sudah memperhitungkan segalanya, mereka
mengunci pintu dari dalam sehingga nanti mereka
bebas bertindak. Kabel telpon sudah mereka putus,
cewek itu tinggal sendirian dan lagi badai yang akan
datang sangat menguntungkan rencana mereka.
Dengan leluasa mereka masuk ke kamar cewek itu.
Jack membuka kulkas, yang lain masuk ke kamar
Diana. Edi memeriksa lemari pakaian Diana.
“Hai….lihat apa yang kutemukan!” sambil
menunjukkan barang temuannya. Joe segera
menyahut celana dalam itu.
“Hmmmmm….mmmm…” Joe mencium celana
dalam.
“Ingat aku yang pertama bercinta dengannya!”
sahutnya sambil tersenyum penuh arti. Para
berandal itu tak sabar membayangkan apa yang
akan mereka nikmati. Lalu mereka mengambil posisi
untuk bersembunyi.
Diana selesai mandi menuju keruang tengah.
Tubuhnya hanya terbalut oleh baju dalam dan
kemeja putih, duduk menikmati acara TV kabel.
Waktu itu pukul 20:30, cewek itu tidak menaruh
curiga bahwa ada orang lain dalam rumahnya. Tiba-
tiba dari arah belakang salah seorang berandal maju
mendekap tubuhnya. Diana terkejut dan segera
berontak melepaskan diri.
“EVER BEEN GANG RAPED BABY? DON’T KNOW
WHAT YOU BEEN MESSIN! YOU STILL REMEMBER
US DON’T YOU……” ejek Edi.
Diana segera mengenali wajah itu menjadi ketakutan
sekali, ia tak menyangka kalau para berandal itu
benar-benar melaksanakan ancamannya.
Joe maju menerkamnya tiba-tiba, cewek itu menjerit
ketakutan ketika berhasil dipeluk. Ia meronta-ronta
dan menendang Joe. Tanpa disadarinya
tendangannya mengenai selangkangan Joe
membuatnya meringis kesakitan dan melepaskan
dekapannya. Diana segera melepaskan diri dan lari
menuju pintu depan. Para berandal segera
mengejarnya sambil menyorakinya. Dengan sekuat
tenaga pintu depan itu berusaha dibuka, tetapi
usahanya sia-sia.
“Wooooo……woooooo……ha…ha…ha….ayo sayang,
mau lari kemana kamu hah….ayo sini…ha…
ha….ha…” Ejek para berandal yang mengejarnya
dari belakang. Diana segera dikepung oleh para
berandal. Mereka menyoraki ketidak berdayaannya.
Diana didesak terus sampai merapat kedinding, Joe
yang tadi meringis kesakitan mulai maju. Pada saat
cewek itu hampir putus asa, ia berhasil berkelit dari
kepungan berandal itu, lolos dan lari menuju ke
dapur, Diana bermaksud lari lewat pintu belakang.
Para berandal segera mengejarnya lagi. Nasib sial
bagi Diana, begitu tangannya berhasil menyentuh
gagang pintu, para berandal berhasil menangkapnya
kembali. Rambut pirang Diana yang panjangnya
sebahu terjambak, sehingga ia tidak bisa berbuat
apa-apa.
“Aaaahhhh….aammpun…aaah” hiba Diana,
sementara para berandal tersenyum sinis
memandangnya.
“Sayang…. Kami akan memberimu pengalaman
yang tak akan kau lupakan! kau tadi telah merusak
acara pesta kami, sekarang kau harus
membayarnya dengan tubuhmu yang indah itu……
ha…ha..ha…, oya kau juga akan menyesal telah
menendang punyaku, akan kujoblos kau sampai
mampus! ” Joe maju dari kerumunan temannya.
Diana tak berdaya, rambutnya dijambak sementara
tangannya dilipat kebelakang. Dari dapur ia diseret
menuju ruang tamu saat itu pukul 20:45. Disana ia
dikelilingi oleh kelima berandal sambil didorong-
dorong.
“Sayang, kita akan berpesta denganmu!” seru Edi tak
sabar sambil mendorong ke arah Billie.
“Ha…..ha…ha…. kau tak akan bisa lolos kali ini….”
Ejek Billie sambil mendekap tubuh Diana. Mereka
berteriak-teriak membuat Diana makin ketakutan.
“Kemarikan dia Bill….HEY BABE, I BET MY COCK
WOULD FEEL REAL GOOD WARPED UP IN YOUR
PUSSY!” seru Jack tak sabar, sambil mempraktekkan
gaya bercinta penuh napsu. Diana didorong ke arah
Jack yang segera merangkul nya dari depan.
Mulutnya segera mencari dada cewek itu, sementara
pinggulnya bergerak maju mundur seakan sedang
bercinta dengannya.
“Wooooo…. Wooooou…..FUCK YOU GIRL, FUCK
YOU…..” Jack menggerayangi cewek itu.
“Aaaahhhh…….aaam…punnn….aahhh…..jaa…aa
ahhhh!!!” jerit Diana ketakutan.
Tiba-tiba dengan satu sabetan, tangan salah satu
berandal merobek kemeja putih Diana, membuat
cewek itu terpelanting. Emilo segera mendekap dari
belakang. Sekarang tubuh Diana hanya mengenakan
BH dan celana dalam saja, membuat mereka makin
menjadi-jadi.
“Ah…aahh…aahh!” jerit Diana ketika tangan Emilo
yang mendekap tubuhnya dari belakang mulai
menggerayangi pahanya yang putih mulus.
“Kita akan memberimu pengalaman yang tak
terlupakan, manis…ha…ha…ha…” bisik Emilo.
Para berandal lainnya ikutan beraksi. Tangan Edi
meremas remas buah dada Diana. Jack memburu
kemaluan Diana, sementara Billie dan Joe buka baju
dan celana panjang mereka sambil tertawa sinis.
Tubuh para berandal itu terlihat begitu kekar dan
berotot.
“HEY, SOMEBODY GET BEHIND THE BITCH AND
HOLD HER ARMS, I’M FUCKING HER FIRST!” Joe
memberi aba-aba yang langsung disetujui teman-
temannya. Cewek itu meronta-ronta di bopong
kelima berandal itu keruang tengah.
“Jack, Emilo, kau pegangi tangan dan kakinya,
terlentangkan dia di meja ini” perintah Joe.
Lonceng berdentang menunjukkan pukul 21:00.
Disana Diana diterlentangkan di atas sebuah meja
bundar. Masing-masing tangan dan kakinya
dipegangi erat-erat oleh para berandal. Sinar lampu
diatas meja membuat cewek itu silau, Diana hanya
bisa melihat tubuh-tubuh kekar mengerubunginya
dan tangan-tangan berotot meraba-raba dadanya,
wajah sinis dan suara tawa para berandal mengejek
ketidak berdayaannya.
Lidah Joe menelusuri lehernya yang jenjang. Diana
berontak berusaha melepaskan diri, tetapi apa daya
tenaga seorang cewek dibanding dengan lima laki-
laki yang kesetanan. Jack dan Edi memegangi
kakinya, sementara tangan kanan dan kiri Diana
dipegangi erat-erat oleh Emilo dan Billie. Joe
mencumbunya dengan kasar dan penuh napsu,
tangannya dengan liar meremas-remas buah dada
Diana.
“I CAN SEE THE NIPPLES POKING AT HER BRA!” kata
Joe yang langsung disambut oleh tawa para
berandal.
“HEY, CUT THAT BRA OFF MAN. WHAT’S WRONG
WITH YOU?” sahut Emilo sudah tidak sabar lagi.
“Aaaah…..aaah….ooh…jangan…..aahkh!” jerit Diana
ketika dengan satu hentakan kasar tangan Joe
merobek BH yang dikenakannya. Para berandal
makin seru menyorakinya. Mulut Joe segera
melumat buah dada Diana yang sintal, sementara
tangan kirinya masih meremas-remas buah dada
sebelah kanan Diana. “Aaaaah….aaoooh…..ooooh…
aahh …aaaahh…aaahhhhh….” desah Diana
mengeliat-liat. Putingnya dijilati penuh napsu oleh
lidah Joe.
“Ha….ha….ha…. kau sungguh mengiurkan sayang!”
tawa Billie menelan ludah tak sabar ingin segera
menikmati gilirannya. Joe sekarang membuka celana
dalamnya sendiri, penisnya yang hitam besar 10 inci
itu terlihat tegak siap beraksi.
“Kenyal sekali…..ha…ha…ha…”seru Joe sambil
menerkam dan mulutnya menciumi buah dada
cewek itu dengan buas. Tubuh Diana mengeliat-liat
membusur, sementara buah dadanya diremas-
remas sampai merah. Lidah Joe menelusuri buah
dada Diana, lalu turun ke daerah perut dan menjilati
pusarnya. Beberapa saat kemudian sambil
tersenyum sinis, mata Joe memelirik kearah paha
Diana.
“Oooohhh….jangan…..aaahhhh….” hiba Diana
ketakutan tidak berani membayangkan diperkosa
oleh kelima berandal kekar dan berotot.
Lalu tangan Joe mulai memelorot celana dalam
Diana. Cewek itu berusaha mempertahankannya,
“Ha..ha…ha…percuma kau berontak manis!” ejek Joe
ketika Diana berontak sekuat tenaga, tetapi Billie dan
Emilo makin erat memegangi tangan Diana,
perlahan- lahan celana dalamnya terlepas, rambut
kemaluan Diana terlihat ketika celana dalam
berwarna pink itu dari pinggul dilorot turun
kepahanya dan akhirnya terlepas.
“Cihuuuiiii……Ha…ha…ha….PARTY TIMES… ha…ha…
ha….” Teriaknya sambil memutar-putar celana
dalam itu, lalu dicium dalam-dalam menikmati
aromanya dan dilemparkan kelantai. Mata Joe
jelalatan memandangi Diana yang telanjang bulat
terlentang diatas meja. Diana lemas karena
ketakutan, ia tak berani membayangkan para
berandal itu akan ‘menelan tubuhnya ramai-ramai’.
Para berandal makin ramai menyorakinya, mata
mereka jelalatan memandang setiap lekuk tubuh
Diana. Emilo yang tadi memegangi tangan Diana
digantikan oleh Billie.
“Oooooh…..aaaahh….am…pun…..aaaah…jang… an…
aaahh..” hiba tangis Diana.
“Diam!….THERE’S GOING TO BE A BIG PARTY IN
YOUR PUSSY TONIGHT…..Ha…ha…ha…kita lihat
siapa yang paling hebat bercinta denganmu!” ejek
Emilo mendekati Diana sambil mengeluarkan pisau
lipat. Diana ketakutan ketika Emilo memainkan pisau
itu diantara buah dadanya sambil tersenyum sinis
memandang tubuhnya. Pisau itu bergerak kearah
puting susunya dan diputar-putar mengelilingi
belahan buah dada Diana yang naik-turun karena
napasnya tak beraturan. Hal itu membuat para
berandal benar-benar terangsang. Pisau itu terasa
dingin di buah dada Diana, lalu pisau itu bergerak
kearah perut cewek itu dan turun ke daerah bawah
pusar cewek itu. Edi menyeringai penuh arti ketika
mengetahui apa yang akan dilakukan oleh Emilo
dengan pisau lipatnya.
“Ayo Milo, cukur sampai habis…..ha…ha…ha…ha…”
seru Edi kegirangan.
“Aaaahh…..ohhhh…jangan….aaah….” teriak Diana
sambil berontak, tetapi para berandal itu makin
mempererat pegangannya, sementara pisau lipat itu
dengan buas mulai beraksi mencukur rambut
kemaluannya.
“Ha…ha….ha… kesempatan yang langka ini tak akan
kami lewat begitu saja. Ayo manis berteriaklah
semaumu, tak akan ada yang mendengarmu saat
ini.” Ejek Joe sambil menerkam buah dada Diana,
diremasnya kuat-kuat membuat cewek itu
mengerang kesakitan sementara Emilo mencukur
rambut kemaluannya tanpa foam pelicin sehingga
Diana merasa perih. Billie, Jack dan Edi yang
memegangi kaki dan kedua tangan Diana tertawa
melihat cewek itu meronta-ronta.
“Aaaaaagggg….aaaaoooohh….ooooohhh…oohh.. .”
desah Diana buah dadanya diremas-remas oleh Joe.
Suara desahan itu membuat para berandal itu makin
terangsang.
Dengan buas pisau Emilo beraksi, dalam beberapa
menit saja rambut kemaluan Diana telah tercukur
habis. Daerah kulit bawah perut Diana yang tadinya
ada rambut kemaluannya terlihat memerah. Emilo
tersenyum puas, Joe segera maju sambil
mementang kaki cewek itu lebar-lebar, sekarang ia
berada diantara pahanya , memandang kemaluan
Diana yang terlihat jelas karena rambut disekitar
daerah itu habis tercukur.
“Ha…ha…ha…buah dadamu sungguh lezat, NOW
I’LL EAT YOUR PUSSY!” kata Joe sambil menjilatkan
lidahnya sementara matanya melirik kearah
kemaluan Diana.
“Oooooh….lepas…kan….jang…an ..oooOOAAHH!”
tangis Diana terhenti ketika Joe mulai menjilatinya.
Lidah itu seakan menjulur panjang menjelajahi
lorong vagina Diana. Tubuh cewek itu
mengelinjang-gelinjang, sementara lidah Joe
bergerak seperti cacing menggali lobang.
“Oooooohhhhh…aaaauuuuoooo…oooouuu…
aaaah. ..” Desis Diana sementara kepalanya hanya
bisa menggeleng ke kiri dan kanan. Tubuh Diana
bergetar, tangannya mengepal erat-erat, Emilo
menciumi leher dan daerah sekitar ketiak, sambil
tangannya mencubit puting susu cewek itu. Jack
melepaskan kaki cewek itu, dan ikutan mencumbu
perut Diana. Lidah Jack menjilati pusar cewek itu.
“Uuuuuuhhhh….oooouuh…ooohhh…” suara desah
Diana makin keras, ketika lidah Joe masuk makin
dalam divaginanya.
“Ha…ha…ha….percuma kau berontak sayang, mau
tak mau kau akan menikmati pesta ini!” ejek salah
satu berandal.
Buah dada Diana memerah dan mengembang
karena remasan tangan Emilo.
Joe makin bersemangat, ketika vagina Diana mulai
berlendir. Lidah itu menjelajah makin dalam
bersamaan dengan pekik desah Diana. Emilo masih
mengulum buah dada cewek itu. Putingnya disedot
kuat-kuat, membuat cewek itu mengeliat menahan
rasa nikmat dan sakit yang bercampur menjadi
satu. Tanpa disengaja dari puting buah dada Diana
keluar cairan putih seperti susu. Emilo lebih
bersemangat lagi menyedoti cairan itu, sementara
tangannya meremas-remas buah dada Diana agar
keluar lebih banyak.
“Uuuuggghhhh……
uuuuuhhhh….uuuhhhh….aaauuuhh hhh….” desis
Diana dengan napas tersedak-sedak.
“Ha…ha…ha….ternyata tubuhmu
menghianatimukan? Diam-diam kau
menikmatinya……BITCH!!!!” ejek Emilo sambil
menyedoti buah dada Diana, kanan-kiri.
Lonceng berbunyi menunjukkan pukul 21:30.
Rupanya para berandal itu senang bermain-main
dengan tubuhnya dan berniat melakukan
WARMING-UP sebelum memperkosanya. Diana
hanya bisa mengeliat-liat dikerubuti para berandal
yang kekar. Lidah Joe dengan lahapnya menjilati
vagina Diana. Tidak puas hanya lidah, sekarang jari
tangan Joe ikutan beraksi. Jari tengah dan telunjuk
Joe masuk di lobang kemaluan cewek itu, diputar-
putar seolah-olah mengaduk-aduk vagina Diana,
sementara lidahnya ikut menjilati bibir kemaluan
Diana.
“Aaaauuuuhhhhh……uuuuuhhh…..aaahhhh” desah
cewek itu makin keras, membuat para berandal itu
tertawa mengejek ketidak berdayaannya. Jari tangan
Joe menusuk masuk dan bermain-main dengan
klitorisnya, membuat Diana mengelinjang-gelinjang.
Mata Diana terpejam, kepalanya menggeleng ke kiri
kanan, Jack menciumi pusarnya, tangan Emilo
meremas-remas buah dadanya. Setelah puas
bermain-main, Joe mementang kedua kaki Diana.
“Joe mau pakai kondom?” tanya Billie. Joe menolak
usul Billie.
“NO WAY….Ha…ha…ha….I WANT TO FEEL SKIN TO
SKIN…ok sekarang saatnya manis… NOW LETS SEE
JUST HOW TIGHT YOUR CUNT IS!” Joe mengangkat
pinggul Diana tinggi-tinggi. Penisnya sekarang
digesek-gesekkan disekitar bibir kemaluan Diana
berusaha menyibak belahannya. Mata cewek itu
terbelalak kaget ketika merasakan kepala penis Joe
yang besar dan hangat. Batang penis itu berdenyut-
denyut dibibir kemaluannya.
“Ohhh…ohhhh sekarang saatnya!” pikiran Diana
melayang jauh ketika Joe mulai beraksi menindih
tubuhnya.
“Ayo Joe cumbu dia sampai mampus……Cihuuui!!!”
para berandal itu memberi semangat.
Joe merasakan rasa hangat yang mengalir pada
kepala batang kemaluannya yang sudah menancap
tepat pada pintu gua kenikmatan milik cewek itu. Joe
menekan perlahan, seperempat dari bagian kepala
kemaluannya mulai terbenam ….Diana menahan
napas …. ditekan lebih dalam lagi …. separuh dari
bagian kepala kemaluannya melesak masuk ….
dengan lebih bertenaga Joe mendesak batang
kemaluannya untuk masuk lebih dalam lagi.
“Ayo Joe! sedikit lagi! Masukin saja semua! Biar dia
rasain Joe!” Emilo menyoraki Joe sambil meremas-
remas buah dada Diana.
“AAAgggh!!!!” Pekik Diana merasakan sesuatu yang
menyakitkan dipangkal pahanya ketika seluruh
kepala kemaluan Joe sudah terbenam kedalam liang
hangat miliknya, dengan satu hentakan yang kuat,
penis Joe menyeruak masuk ke dalam vagina Diana
membuatnya memekik kesakitan.
Sementara badai diluar mulai turun dengan deras
dimulailah pesta perkosaan itu. Diana terlentang
diatas meja bundar diruang tengah, tangan dan
kakinya dipegangi erat-erat oleh Billie dan Edi, buah
dadanya dijilati, disedoti oleh Jack dan Emilo,
sementara penis Joe mengoyak-koyak vaginanya
dengan ganas.
“Aaagh…..aaahh….ooooh….ooohh…” suara rintih
Diana seiring dengan gerakan ayunan pinggul Joe
yang kuat. Senti demi senti batang kemaluan Joe
menelusur masuk menerobos keketatan liang
kemaluan Diana yang sudah basah berlendir itu.
Setiap ayunan Joe membuat tubuhnya mengelepar
kesakitan karena penis yang besar itu berusaha
masuk lebih dalam. Suara desahan Diana membuat
para berandal itu makin bernapsu menikmati
tubuhnya.
“Ayo Joe…..genjot terus sampai mampus….. ha…
ha…ha…” seru salah satu berandal.
Joe merasakan begitu ketatnya ujung kemaluannya
terjepit di dalam vagina Diana, selang beberapa saat
penis itu terhenti menerobos keluar masuk.
“CAN’T SEEM TO GET MY COCK DEEP ENOUGH INTO
YOU BABY!” Joe mengatur posisi pinggulnya, “YOU
SO DAMN TIGHT!.” kemudian dengan satu hentakan
yang kuat membuat batang penis itu hilang tertelan
kemaluan Diana.
“AAAaaaaggggkkk!!” suara lolong histeris Diana
ketika dengan satu hentakan kuat tanpa masalah
penis itu beraksi lagi di liang vagina Diana yang
berlendir, rupanya selaput perawan Diana robek.
“Uuuugggghhhh…. SO YOU’RE STILL A VIRGIN?
Ha…ha…ha….manis, kau tak akan melupakan
pengalaman ini!” ejek Joe, Penis itu dengan mudah
menerjang keluar masuk dengan cepat, sementara
tubuhnya menghentak hentak barbar diatas Diana
yang mendesah-desah tak berdaya. Kemaluan Diana
terasa akan robek oleh desakan penis Joe yang
menyeruak masuk keluar dalam-dalam seperti
membor kilang minyak. Joe melengkuh-lengkuh
nikmat, pinggulnya berayun-ayun memompa,
penis itu keluar masuk.
Kaki Diana terangkat tinggi diatas meja terayun-ayun
seirama gerakan pinggul Joe menghujamkan keluar
masuk batang penisnya yang dengan barbar beraksi
divaginanya.
Diana berharap ia dapat pingsan saat itu juga supaya
tidak merasakan sakit yang tak terlukiskan itu. Para
berandal itu menyanyikan lagu “ROW YOUR BOAT”.
“Aaaahhh…aaaahh….ammm….pun….aahh…
aaahh…aaahh….sakit..ahhhhh..aaaahhh….”jerit
Diana. Pinggul Joe bergerak seperti pompa. Penis itu
keluar masuk seiring desahan Diana.
“Ayo Joe coblos terus, coblos…coblos…woooo…
wooooo BABY….” teriak Emilo sambil menciumi
dada cewek itu.
“Delapan puluh delapan……delapan puluh
sembilan….sembilan puluh…Ayo…” dengan
semangat Edi menghitungi setiap hujaman penis
Joe.
“Aaaaahhh….wahhhhaaa….aaaah….uuuuh…
uuugh….” pekik Diana, sementara Joe berayun-ayun
diatas tubuhnya. Cewek itu hanya bisa terisak-isak.
Suara petir menyambar di sela-sela badai.
“YEAAAHHH. HOW’S IT FEEL, BABE, HOW’S IT FEEL
WITH A REAL MAN’S BIG COCK IN YOUR BELLY?
OOOOOOOOOOOOO YOU FEEL SO GOOD, SO
HOT.” ejek Joe sambil memaksa Diana yang
mendesah untuk melihat penisnya mengenjot keluar
masuk lorong vaginanya. Diana bisa merasakan
setiap inci dari otot dibatang penis Joe bergerak
menelusuri lorong kemaluannya.
“Uuuh…uuuh….uuaah…” lengkuh Joe, sudah sekitar
setengah jam dia berayun-ayun diatas cewek itu,
keringat membasahi tubuh keduanya, tetapi gerakan
pinggulnya tetap ganas, penisnya menyodok-sodok
dikemaluan Diana, tangannya menggerayangi
pahanya dengan liar.

Sementara itu Emilo membuka celana panjang dan
celana dalamnya sendiri, penisnya panjang, (tetapi
tidak sebesar Joe sekitar 8.7 inci) sudah tegak
menegang. Jack masih asyik menyedoti puting buah
dada Diana. Sesekali cewek itu berusaha
memberontak, tetapi Edi dan Billie mempererat
pegangannya. Joe melengkuh-lengkuh nikmat di
atas tubuh Diana yang mengeliat-liat menahan berat
tubuh Joe yang menindihnya.
“Seratus enam puluh enam…… seratus enam puluh
tujuh…..seratus enam puluh delapan…..ayo Joe
taklukan dia….ha…ha…ha…” Edi menyemangati yang
langsung diikuti oleh para berandal yang lain.
“Seratus tujuh puluh tiga….seratus tujuh puluh
empat…seratus tujuh puluh lima….” Para berandal
yang lain ikutan menyemangati Joe.
Tubuh dan buah dada Diana berguncang-guncang
seirama dengan hentakan genjotan Joe yang makin
liar. Vaginanya terasa terbakar oleh gesekan penis
Joe yang buas.
“Aaaaaaahhhh…..aaaaaa….aaaaaahh…..aahhhh…. ..ooooohhh”
Diana melolong menahan sakit.
“Ayo…….ayo….seratus delapan puluh
delapan…..seratus delapan puluh sembilan….seratus
sembilan puluh….ha…ha…ha…” Edi memberi
semangat.
“Uuuuaah….uuuuuh….uuughh…tubuhmu nikmat
sekali!” Joe mengejek Diana yang mengigit bibirnya
menahan sakit. Pinggulnya maju mundur diantara
selangkangan cewek itu. Jack dengan gemas
mengigit puting buah dada Diana, sementara
tangannya yang satu meremas- remas buah dada
sebelah kanan.
“Aaaaahh……uuuughhh…..uuughh…uuukkkh….ooo
uuuughh…” rintih Diana, sementara gerakan Joe
mulai pelan, tapi mantap.
“Seratus sembilan puluh enam…..seratus sembilan
puluh tujuh….” Semua berandal menyemangati Joe.
Batang penisnya keluar masuk dengan barbar.
“”I’M COMING, BABY!” lengkuh Joe.
“OH GOD! NO, PLEASE ! NOOOOO!! NOO! DON’T
COME INSIDE ME!!! NOOO, PLEASE!!!!
…..AAAKKKHHHH!” kepala Diana terjengkang keatas,
sementara terdengar suara lolong kesakitan ketika
batang penis itu menghujam dalam-dalam
divaginanya.
Dengan satu hentakan kuat Joe mencapai klimax,
penisnya menyemburkan sperma dalam lorong
kemaluan Diana.
“Uuuuuugggh…..ha…ha…ha….bagaimana?” ejek Joe
sambil mencabut penisnya dengan perkasa.
“kau akan digilir sampai pagi!!…..ha…ha…ha…NEXT!!!”
seru salah satu berandal.
Sementara itu kilat diluar menyambar-yambar,
waktu itu pukul 22:25. Diana hanya bisa terisak-isak,
Emilo maju sambil menyeringai. Tanpa perlawanan
yang berarti, Emilo sudah berada di antara
selangkangan cewek itu.
“Ha…ha…ha…IS MY TIME TO RIDE, BABY I’M GONNA
TAKE MY TIME AND FUCK YOU NICE AND SLOW.
LET’S SEE HOW LONG I CAN KEEP MY DICK HARD
IN THIS WONDERFULLY TIGHT CUNT OF YOURS.
SEE HOW LONG I CAN KEEP YOU MOANS…..!” ejek
Emilo, sementara batang penisnya dengan mudah
masuk ke vagina Diana. Emilo memulai gerakannya,
pinggulnya bergerak memutar, memastikan
penisnya masuk penuh, lalu bergerak maju mundur
perlahan tapi dalam. Pinggulnya berayun-ayun
pelan dan mantap, diantara kedua paha Diana yang
terbuka lebar, sambil meremas-remas buah
dadanya. Kadang jari-jari tangan Emilo melintir-lintir
puting susu cewek itu, tubuh Diana hanya bisa
mengeliat-liat, sementara dari bibirnya yang terbuka
terdengar suara erangan dan desah.
Penis itu beraksi di vaginanya, pinggulnya diangkat
ke antara pinggang Emilo yang maju mundur. Jack
meninggalkan kerumunan menuju kulkas diruang
makan. Joe duduk disofa, sambil melihat teman-
temannya beraksi diatas tubuh Diana. Billie masih
dengan erat memegangi tangan kanan dan kiri
Diana, juga Edi yang memegangi kedua kaki Diana.
Suara desah erangan cewek itu bagai musik merdu
ditelinga mereka. Tubuh Diana basah kuyup karena
keringat, sementara Emilo melengkuh-lengkuh
nikmat.
“Ooooooooohhhhhh…….uuuuuuhhhhh…..uuuhhhh…. .uuhhh…..
ha…ha…ha….” suara Emilo, penisnya yang panjang
tanpa ampun terus mengenjot kemaluan Diana.
Buah dadanya dijadikan bual-bualan oleh Emilo.
Giginya mengigiti putingnya dengan gemas,
membuat Diana menjerit kesakitan. Terlihat bercak-
bercak merah bekas cupangan disekitar leher dan
dada ditubuh Diana.
“Aaaahhh…..aaaaoooohhh….ooooohhhhhh…
ooooohhh h…..” desah Diana merasakan penis
Emilo menusuk keluar masuk divaginanya. Sudah
sekitar lima belas menit Emilo beraksi, tubuh Diana
berguncang-
guncang seirama ayunan pinggul Emilo.
Pukul 23.10. Kilat dan guntur bersahutan diluar,
membuat jalanan bertambah sepi.
“Hah…hah….hah……uuuggghhh…”lengkuh Emilo,
sekarang ayunannya tidak perlahan seperti pertama,
tetapi berirama cepat dan dalam. Vagina Diana
terasa perih terbakar oleh gesekan penis Emilo.
“Ha….ha…ha….. tunggu punyaku manis, YOU WILL
LOVE IT!” seru Edi sambil mengolesi penisnya
sendiri dengan selei sehingga kepala penis itu terlihat
gilap dan lebih besar dari yang sebelumnya.
“Uuuuuggghhhh…….uuuuuggghh……
uuuugggghhhh……”desah Diana pendek seirama
keluar masuk penis Emilo di kemaluannya.
Edi meremas-remas penisnya sendiri, sambil
memandangi setiap lekuk tubuh Diana.
“Ha…ha…ha….Ed, kau sudah tak sabar ya?……” tanya
Billie sambil matanya terkagum melihat penis Edi
yang makin besar, sehingga kepala penis itu seperti
jamur.
“Oooooohhhhhh….uuugggghhh…..oooohh……
oooohh……..HERE I CAMEEE……!!!!” jerit klimax Emilo,
penisnya menghujam dalam-dalam sambil
menyemprotkan cairan putih.
“Aaaaaaakkkkkhhhhhhh……oooohhh……” pekik Diana
diantara lengkuhan nikmat Emilo.
Emilo mencium kening Diana yang terlentang
terengah-engah diatas meja.
“FUCK YOU BABE!…..ha…ha..ha….” ejek Emilo sambil
mencabut penisnya.
Posisinya segera digantikan oleh Edi. Kepala penis
yang besar itu digesek-gesekkan di antara paha
Diana. Edi memandangi tubuh Diana yang sintal dan
mulus basah oleh keringat.
“LET’S GO TO HEAVEN, manis…ha…ha…ha….”
Bersamaan dengan kata itu Edi menciumi buah dada
Diana, sementara tangannya mengesek-gesekkan
penisnya di bibir kemaluan cewek itu.
Teriakan Diana tertelan badai yang ganas, pukul
23.45. Diana, meronta-ronta tubuhnya membusur
digumuli Edi yang penuh napsu, sementara para
berandal yang lain tertawa terbahak-bahak. Tangan
Diana yang dipegangi oleh Billie,membuatnya tak
bisa melawan, sehingga dengan leluasa Edi
menciumi tubuhnya. Dari leher, lidah Edi terus
menelusur turun ke buah dadanya, disedotnya kuat-
kuat buah dada cewek itu, membuatnya mengerang
kesakitan, lidahnya menjilati dengan lahap cairan
yang keluar dari puting susu Diana. Tiba-tiba dengan
hentakan yang kuat penis Edi menerobos masuk
kemaluan cewek itu.
“Aaaaakkkkkkkhhhhh…….”Diana berteriak kesakitan.
Penis itu terus berusaha masuk penuh, Diana bisa
merasakan kepala penis yang besar itu berusaha
masuk lebih dalam di vaginanya.
“Uuuuugggghhhhh…..sempit sekali….uuuuaahh…
hhhaaaa….”seru Edi sambil terus mendorong masuk
penisnya.
“Ayo…..Ed,……ha….ha…ha….masukkan
semuanya….biar mampus dia!” teriak Joe
menyemangati Edi.
Sekarang kepala penis itu sudah masuk, Edi diam
sebentar merasakan otot vagina Diana yang
berusaha menyesuaikan diri dengan penisnya.
Dinding vagina Diana serasa meremas-remas
penisnya, membuatnya lebih tegang.
“Ha….ha…ha….kulumat kau, manis!” bisik Edi sambil
mulai menggenjotkan penisnya dengan barbar. Joe
menciumi leher Diana, Jack meremas-remas buah
dadanya, Emilo meratakan olesan selai, sedangkan
tangan Edi mementang pahanya agar lebih leluasa
penisnya bisa maju mundur diliang kemaluan Diana.
“Aaaahhhh……aaahhhhhh…..aaaggghhhh…
aaahhhhh…” lolongan desah Diana digarap ramai-
ramai. Suara desah dan erangan Diana terdengar
bagai musik merdu ditelinga para berandal. Tanpa
menghiraukan Diana yang sudah kelelahan, mereka
terus berpesta menikmati tubuh cewek itu. Bagai
menyantap hidangan lezat, mereka melahap dan
menjilati tubuh Diana yang basah, mengkilat karena
olesan selai dan keringat. Penis Edi menerobos
keluar masuk dengan cepat, sementara disetiap
hentakan tubuhnya terdengar erangan Diana
menghiba kesakitan. Jack yang meremas-remas
buah dadanya sekarang mulai menjilatinya penuh
napsu, sedangkan putingnya disedoti agar keluar
cairan seperti susu, Joe terus menciumi leher Diana
yang jenjang.
“Uuugggh…….uuuuggghhh……..aauughh…..
uuugghhh….uuuuggghhh….” rintih Diana, sudah
sekitar lima belas menit Edi berpacu dengan birahi,
peluh membasahi tubuhnya. Edi melengkuh-
lengkuh penuh napsu, menikmati setiap inci
hujaman penisnya dilorong kemaluan Diana.
“Haaah…..haaah….uuuggh…..bagaimana manis, asik
bukan…..kau akan digilir sampai pagi…ha…ha…
ha….Haah….haaah….” seru Edi sementara
pinggulnya bergerak seperti memompa diantara
kedua paha Diana. Buah dada cewek itu memerah
diremas-remas dengan kasar oleh para berandal.
Tubuh Diana berguncang-guncang dengan ganas
seirama ayunan Edi.
“He…he…he…..buah dadamu lezat sekali, ya…..kau
akan membayarnya dengan tubuhmu sayang!” ejek
Jack sambil menjilatkan lidahnya keudara sementara
tangannya meremas-remas buah dada cewek itu
dengan napsu. Diana hanya bisa terisak-isak sambil
menahan sakit disekujur tubuhnya yang basah
kuyup karena keringat dan selai. Penis Edi makin
ganas menggenjot cewek itu.
“Aaaauuh…..aaagggh……uuuuugggghhhh…
uuuughhhhh….” pikik desah Diana. Vaginanya terasa
panas dan perih oleh gesekan penis Edi yang barbar.
Badai masih ganas, didekat lantai meja makan,
terlihat BH dan celana dalam Diana berserakan
sementara diatas meja Diana diperkosa dengan
ganas oleh lima berandal yang kekar, tubuhnya
dipentang dan dijilati penuh napsu. Buah dadanya
dicengkram dan diremas-remas, lehernya diciumi,
puting dan pusarnya dijilati, sementara Edi
melengkuh-lengkuh nikmat, cewek itu hanya bisa
merintih dan mendesah karena penis besar dan
hitam beraksi menghentak-hentak barbar keluar
masuk diantara selangkangannya. Waktu
menunjukkan 24:16 Edi sudah hampir mencapai
klimax, irama ayunan pinggulnya makin cepat tanpa
perduli Diana yang terengah-engah kelelahan, Jack
menggigit puting buah dadanya, membuat Diana
mengerang kesakitan.
“aakkkh….aaahh…ooooohhhh…” rintih Diana diantara
lengkuh nikmat Edi.
“Huuuh…uuuhhh…..uuuuhhh…..uhhhh….
HUUAAAHHHH…..” jerit Edi mencapai klimax,
dengan satu hujaman yang kuat, penisnya masuk
hilang tertelan dilorong vagina Diana.
“Aaaaakkkkhhhh….” jerit Diana tertahan, tubuh
cewek itu mengeliat kejang, lalu lunglai, pingsan
kelelahan, sementara penis itu menyemburkan
banyak sprema dalam vaginanya. Peluh menetes
dari tubuh Edi yang masih menindih cewek itu.
“Ha…ha…ha….tubuhmu sungguh menggairahkan
sekali…” Raut wajahnya terlihat puas, beberapa saat
kemudian Edi mencabut penisnya, sambil mencium
leher Diana yang masih pingsan. Jack siap-siap maju
mengambil posisi.
“Biarkan dia istirahat dulu, nggak enak kalau nggak
ada perlawanan” Cegah Joe.
“Kita beri dia obat perangsang saja!” usul Billie sambil
tersenyum penuh napsu.
“Jangan, kita simpan itu untuk yang terakhir” Joe
duduk disofa.
Beberapa menit kemudian, sekitar pukul 24:40,
Diana yang baru saja siuman dibopong ramai-ramai
menuju kamarnya, disana cewek itu dilempar ke
ranjang dan langsung diterkam oleh para berandal
yang sekarang semuanya sudah telanjang bulat.
Cewek itu berusaha berontak melarikan diri, tetapi
dengan cekatan para berandal itu menerentangkan
tubuh Diana. Cewek itu berteriak ketakutan ketika
para berandal dengan buas menggumuli tubuhnya.
“Aaaahhhh…..aampun…..aaaahhhh….”hiba Diana,
sementara Edi dengan kasar mulai meremas-remas
buah dada kanannya. Joe berusaha mencium
bibirnya yang merah merekah. Emilo menjilati dan
menyedoti puting sebelah kiri.
“Aaaaduuuhh…aaaaawww…aaaahhh…..ja….
ja….ngan…”teriakan Diana tak digubris. Jack maju
mengambil posisi diantara kedua kakinya,
tersenyum sinis sambil membungkuk menciumi
leher cewek itu. Diana mengeliat-liat tak berdaya.
Lidah Jack menelusur turun dari lehernya menuju
perutnya Diana.
“Aaaaaahhh…..le…paskan…..aaaahhh” jerit Diana
ditengah kerubutan berandal. Jack mulai menjilati
daerah pusar Diana.
“Manis…tadi kulihat kau suka disco! bagaimana kalau
sambil diputarkan lagu…hmmm?…
disco…rock…atau metal?….OK metal saja!” Billie
mengejek Diana. Beberapa saat kemudian terdengar
lagu metal, membuat para berandal itu lebih
bersemangat menikmati setiap lekuk tubuh Diana.
“Ha…ha…ha…manis, kami masih belum puas!” ejek
Jack. Billie membaca surat yang ditemukannya
dimeja rias pinggir ranjang.
“Hmmmm…..SO YOUR NAME’S Diana McCatry….
INTERESTING….” gumam Billie sambil melihat Diana
yang mendesah-desah tak berdaya dijilati dan
diciumi teman-temannya. Beberapa saat kemudian
Billie naik keatas ranjang, berbaring disamping
cewek itu.
“Nah Diana sayang, ARE YOU READY TO LOSE
YOUR VIRGINITY IN ANOTHER HOLE? kau benar-
benar beruntung manis! kau pasti puas!” kata Billie
sambil menjilat muka cewek itu yang menangis
ketakutan. Billie merangkul tubuhnya dari samping
dan digulingkan menghadapkan keatas terlentang
sehingga posisinya sekarang dibawah Diana.
“Hai….sayang pestanya dilanjutkan. Manis kau pikir
tadi sudah yang paling sakit, tunggu yang ini kau
akan rasain sakit yang sebenernya!” kata Emilo
sambil menerkam gemas buah dadanya.
“Dan sekarang kau dapat kehormatan manis
BECAUSE I’LL TAKE YOUR ASS VIRGINITY!!” mata
Diana terbelalak ketakutan.
“Oooohhh….jang…aan…PLEASE!!!!” hiba Diana disela
isak tangisnya.
“Dianay kau akan merasakan sesuatu yang belum
pernah kau bayangkan sebelumnya sayang!” ejek
Billie.
Cewek itu berusaha berontak sekuat tenaga, tapi
kerubutan dan remasan dibuah dadanya
membuatnya tak bisa berkutik. Diana didudukkan
tepat diatas tubuh Billie, berandal itu mengarahkan
penisnya yang tegak di lobang anus cewek itu dan
segera dihujamkan dalam anus Diana tanpa
pelumas sehingga membuatnya menjerit kesakitan.
“AAAAKKKKKKKHHHHHH!!!!” lolong Diana,
sementara penis Billie (10 inci) masuk penuh dalam
anusnya, sekarang cewek itu dipaksa tidur
terlentang. Jack diatas menindihnya sementara Diana
meronta-ronta kesakitan, anusnya terasa sakit oleh
batang penis Billie yang berada dibawahnya. Jack
yang sudah puas menjilati perut Diana, sekarang
mementang kedua paha Diana, mengarahkan
penisnya (8 inci) ke lorong vagina cewek itu. Apa
daya tenaga seorang cewek yang dikeroyok lima
lelaki kekar, dengan mudah masing-masing tangan
Diana diikat dengan tali BH dijeruji pilar ranjangnya
agar tidak bisa berontak.
Jack segera memasukkan penisnya ke vagina Diana
yang masih meronta-ronta, sambil tertawa
terbahak-bahak. “Ha….ha…ha…. sayang sekarang
kau rasakan ini!” sambil berkata seperti itu, Jack dan
Billie mulai menggoyangkan pinggul mereka. Penis
Billie bergerak naik-turun dianus sedangkan penis
Jack menyodok keluar masuk seirama nada metal
yang makin bersemangat. Teriakan cewek itu
tertelan oleh bunyi halilintar yang keras. Usaha Diana
untuk berontak membuat ikatan ditangannya makin
erat dan menyakitkan. Tubuh Diana meronta-ronta
kesakitan, tanpa disadarinya gerakannya itu makin
membuat Jack dan Billie yang memperkosanya
makin terangsang. Tubuhnya mulai menggelinjang
kesana kemari, pinggulnya bergerak-gerak ke kanan,
kiri, memutar, sementara Billie yang dibawah
mempertahankan kecepatan ritme keluar masuk
batang penisnya dianus Diana. Suara kecipak akibat
gesekan kemaluan mereka berdua semakin
terdengar. Sodokan batang penis Billie dianus Diana
membuat tubuh cewek itu meliuk-liuk tak beraturan
dan semakin lama semakin bergerak naik seolah
menantang kejantanan Jack.
“Ha…ha…ha….Dianay kau suka ya? Nih akan
kumasukkan lebih dalam lagi! HAAAHHHH!!!!” teriak
Jack sambil bertumpu pada remasan tangannya
dibuah dada cewek itu ia menyodokkan penisnya
lebih dalam ke vagina Diana.
“Oooooohhhh……aaahhh….aaahhhh…aahh…
ampun…amp..aaaaahhh…aaahh!!!!” erang Diana
kesakitan. Sementara kedua penis berandal itu
mengkoyak-koyak vagina dan anusnya, begitu
penuh nafsu, ganas dan liar. Melihat pemandangan
itu dan terbakar oleh api birahi, para berandal lainnya
sambil tertawa terbahak-bahak melihat ketidak
berdayaan Diana, mereka meremas-remas penis
mereka sendiri.
“Ohhh….ha…ha…ha….bagaimana sayang,
bagaimana rasanya….puas nggak? tenang pestanya
masih lama….tunggu giliran kita…ha…ha…ha..” seru
para berandal lainnya.
Beberapa menit saja penis mereka sudah tegak
tegang siap beraksi kembali. Ranjang berderit-derit
seirama musik metal dan gerakan mereka yang
barbar, Diana ditindih ditengah-tengah mereka yang
menghentak-hentak berpacu dalam birahi. Gerakan
Billie bagaikan dongkrak memaksa tubuh Diana
mengelinjang keatas mengundang penis Jack masuk
ke lorong vaginanya, sedangkan gerakan Jack yang
seperti memompa dari atas menekan kebawah
sehingga penis Billie masuk penuh, begitu
seterusnya, membuat cewek itu terengah-engah
menahan rasa sakit di anus dan vaginanya
sekaligus. Billie menciumi leher, tengkuk, telinganya
penuh napsu.
“Uuuggh…uuggh…uuuughhh….” rintih Diana
seirama ayunan kedua penis itu. Cewek itu bisa
merasakan seakan-akan kedua penis itu saling
bertemu dan bergesekan didalam perutnya, hanya
berbeda lorong saja.
Jack dan Billie melengkuh-lengkuh nikmat. Buah
dadanya diremas-remas dengan kasar sekali oleh
Jack. Diana merasakan kesakitan, tapi remasan
dibuah dadanya membuatnya tetap tersadar. Para
berandal yang lainnya bersorak-sorak
menyemangati keduanya melahap tubuh Diana ,
Penis-penis mereka digesek-gesekkan di tubuh
cewek itu. Waktu menunjukkan Pukul 01:20
sementara pesta perkosaan itu makin brutal terbawa
napsu birahi para berandal. Badai diluar makin ganas
dan guntur sesekali menggelegar menelan teriakan
Diana. Joe menemukan lipstik dimeja rias dan
dioleskan dengan paksa dibibir Diana.


Adult | GO HOME | Exit
1/926
U-ON

inc Powered by Xtgem.com